Cinta Sejati Untuk Sang Nabi

Nama eBook: Cinta Sejati Untuk Sang Nabi
Penulis: al-Allamah Syaikh Hasyim Asy’ari رحمه الله

Pengantar:

الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد

Tulisan ini adalah karya as-Syaikh al-Allamah Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri pondok pasentren TEBU IRENG Jombang-Jawa Timur, didalam tulisan ini beliau menyebutkan:

  1. Wajibnya beriman kepada Nabi
  2. Wajibnya taat kepada Nabi
  3. Wajibnya ittiba’ (mengikuti) Nabi
  4. Wajibnya mencintai Nabi
  5. Kabar gembira bagi para pencinta Nabi, dan
  6. Tanda-tanda cinta kepada Nabi

Dilaman ini kami kutip sebagian perkataan beliau tentang ‘Tanda-tanda Cinta Kepada Nabi’ sebagai berikut:

Seorang yang menyatakan cinta Nabi صلى الله عليه وسلم akan memiliki beberapa tanda. Bila padanya terdapat tanda-tanda tersebut, berarti pengakuan cintanya benar, tetapi bila tidak maka berarti cintanya palsu hanya sekadar pengakuan belaka.

  • Di   antara   tanda-tanda   kecintaan   seseorang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم adalah dia akan ber-qudwah (mencontoh) kepada Nabi صلى الله عليه وسلم, melaksanakan sunnah-sunah beliau, mengikuti ucapan dan perbuatan beliau, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan beliau, bertatakrama dengan adab-adab Nabi صلى الله عليه وسلم, baik dalam keadaan senang maupun susah, keadaan lapang maupun sempit, karena Allah عزّوجلّ berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran [3]: 31)

Dan seorang yang cinta kepada Nabi صلى الله عليه وسلم, ia akan lebih mendahulukan apa yang beliau syari’atkan daripada mengikuti hawa nafsunya.

Barangsiapa bersifat dengan sifat-sifat tersebut maka telah sempurna kecintaannya kepada Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya. Barangsiapa menye-lisihi sebagian perkara tersebut maka berarti berkurang rasa cintanya kepada Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya meski belum keluar dari hakikat cinta itu sendiri. Dalilnya adalah sabda Nabi صلى الله عليه وسلم kepada seorang yang dijatuhkan padanya hukuman karena minum khamar, maka ada sebagian para sahabat yang melaknat dirinya seraya beralasan, “Sering sekali orang ini didatangkan (untuk dihukum) gara-gara ia minum khamar.” Namun, Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan, “Jangan kalian laknat ia karena ia adalah seorang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.”

  • Dan di antara tanda kecintaan adalah seorang akan sering menyebut nama orang yang ia cintai. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa mencintai sesuatu maka ia akan sering menyebutnya.” Demikian juga, dia akan rindu untuk bertemu dengannya karena setiap yang mencintai sesuatu pasti ia akan merindukan untuk bertemu dengan yang ia cintai.
  • Dan di antara tanda cinta seorang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم adalah selain ia akan banyak menyebut Nabi صلى الله عليه وسلم, ia juga akan mengagungkan Nabi صلى الله عليه وسلم, dan memuliakan diri beliau, akan tampak kekhusyukan pada dirinya dan tawadhu’ tatkala mendengar nama Nabi صلى الله عليه وسلم disebut. Berkata Syaikh Abu Ibrahim Ishaq at-Tujaibi, “Para sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم tidaklah mereka menyebut nama Nabi صلى الله عليه وسلم sepeninggal beliau melainkan mereka akan khusyuk dan akan bergetar jasad mereka, dan mereka pun akan menangis. Demikian pula banyak dari kalangan para tabi’in yang dapat merasakan hal itu karena kerinduannya untuk bertemu Nabi صلى الله عليه وسلم, atau karena memuliakan dan mengagungkan Nabi صلى الله عليه وسلم.”
  • Di antara tandanya juga, ia akan mencintai seseorang yang dicintai oleh Nabi صلى الله عليه وسلم baik dari keluarga beliau, para sahabatnya, orang-orang Muhajirin dan Anshar, dan membenci orang-orang yang benci dan memusuhi Nabi صلى الله عليه وسلم, karena seorang yang cinta kepada seseorang maka ia akan berusaha mencintai sesuatu yang disenangi oleh kekasihnya dan akan membenci apa yang dibenci oleh kekasihnya.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berkata tentang al-Hasan dan Husain, “Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai keduanya, maka cintailah keduanya.” Beliau juga nengatakan, “Barangsiapa mencintai keduanya maka dia mencintaiku dan barang-sipa mencintaiku berarti ia mencintai Allah? dan barangsiapa membenci keduanya, berarti ia membenciku dan barangsiapa membenciku berarti ia benci kepada Allah.”

Nabi صلى الله عليه وسلم mengatakan tentang Fatimah رضي الله عنها, “Bahwa ia (Fatimah رضي الله عنها) adalah bagian dari diriku, membuatku murka apa yang membuat-nya murka.”

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tanda keimanan adalah mencintai orang-orang Anshar dan tanda kenifaqan adalah membenci mereka.”

Dan dari Jabir secara marfu’, beliau berkata, “Mencintai Abu Bakar dan Umar termasuk keimanan, dan membenci keduanya adalah kekufuran. Barangsiapa mencela sahabatku maka atasnya laknat Allah, barangsiapa menjaga para sahabatku karenaku maka aku akan menjaganya pada hari Kiamat.”

Dan hadits-hadits yang semisal dengan ini sangatlah banyak. Secara umum, wajib bagi setiap mukallaf untuk mencintai  ahli  bait  Nabi صلى الله عليه وسلم dan  seluruh  para  sahabat صلى الله عليه وسلم baik keturunan Arab maupun non-Arab.

  • Dan di antara tanda cinta Nabi صلى الله عليه وسلم adalah membenci orang yang benci kepada Allah عزّوجلّ dan Rasul-Nya, dan memusuhi orang yang memusuhi Nabi صلى الله عليه وسلم, dan menjauhi orang yang menyelisihi sunnah-sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم. Allah عزّوجلّ berfirman:

لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS al-Mujadilah [58]: 22)

  • Dan di antara tanda cinta Nabi صلى الله عليه وسلم adalah mencintai al-Qur’an yang ia adalah sebagai petunjuk bagi manusia, mempraktikkan, dan berakhlak dengannya, sampai Aisyah رضي الله عنها mengatakan, “Bahwa akhlak Nabiصلى الله عليه وسلم adalah al-Qur’an.” Kecintaan terhadap al-Qur’an adalah dengan membacanya, memahami maknanya, dan mengamalkan.
  • Dan di antara tanda cinta Nabi صلى الله عليه وسلم adalah merasa belas kasihan terhadap umatnya, menasihati mereka, dan berusaha untuk memberikan kebaikan kepada mereka seluruhnya dan menghilangkan kemudaratan atas mereka, sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah orang yang sangat berkasih sayang dan belas kasihan terhadap umatnya. Allah عزّوجلّ berfirman:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS at-Taubah [9]: 128)

Wallahu A’lam.

Download:

Download CHM atau Download ZIP atauDownload PDFatau Download Word

Tentang Ibnu Majjah
Penuntut Ilmu, [Insya Allah] bermanhaj Ahlussunnah

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.