Masjid dan Kuburan

الحمد لله رب العالمين. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أَمَّا بَعْدُ:

Sungguh para ulama dan ustadz ahlu sunnah sudah banyak mengingatkan perihal kuburan yang membuat manusia tersesat bahkan kesesatan terbesar yakni syirik kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas hukum ini dengan dalil-dalilnya, namun mengingatkan kita dan mengajak kita semua untuk memposisikan Masjid dan kuburan pada tempatnya masing-masing.

Masjid tempat beribadah kepada Allah Subhana wa Ta’ala dan pusat ilmu dan adapun kuburan tempat dikuburkannya jasad manusia; kedua tempat tersebut seharusnya berada pada tempat terpisah sebagimana disebutkan dalam banyak keterangan.

Namun fenomena yang terjadi kadang sangat kontras dengan yang seharusnya, seorang ustadz yang mulia yang kami sering mendengarkan kajian dan nasehat beliau -semoga Allah menjaganya- mengatakan [kami mengutip maknanya] “Sangat banyak masalah bila kita telah berbicara masalah kuburan”

Apa yang kami saksikan, disuatu daerah sangatlah sulit untuk mencari masjid yang tidak satu pekarangan dengan kuburan yang biasanya malah didepan masjid tanpa pembatas, kami telah menjumpai masjid yang didepannya pulahan kuburan; dan… beberapa hari yang lalu sekitar pukul 7.00-8.00 wib karena suatu hal saya singgah dipekarangan masjid yang dari namanya disebut masjid agung bla bla bla…, tanpa sengaja  saya melihat pengumuman perihal kuburan didepan samping masjid, karena penasaran saya melihat kedepan masjid dan ternyata…didepannya banyak kuburan dan terdapat tiga kuburan yang dipagari khusus hingga ketiganya dalam satu pagar, lantainya dimarmer, kebetulan pada saat itu saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan dengan mukenanya beribadah disitu, yang laki-laki dari suaranya ia membaca surat al-fatihah dan yang perempuan dari buku yang dipegangnya sepertinya ia membaca yasin.., kisah inilah yang mendorong kami menulis posting ini…

Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah, marilah kita menempatkan sesuatu pada tempatnya dan itulah yang disebut adil, jangan kita menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya dan itulah yang dinamakan zholim. Marilah kita berlaku benar dalam beribadah yakni beribadah dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam….

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, agar tidak menyekutukan-Mu, sedang aku mengetahuinya dan minta ampun terhadap apa yang tidak aku ketahui.”

اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِي أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالْإِنْسُ يَمُوتُونَ

“Ya Allah, sesunguhnya hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku beriman, hanya kepada-Mu lah aku bertawakal, hanya kepada-Mu lah aku kembali, dan hanya karena-Mu lah aku membela. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keperkasaan-Mu, tiada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan benar melainkan Engkau, agar Engkau tidak menyesatkan diriku. Engkaulah yang Mahahidup dan tidak akan pernah mati, sedangkan jin dan manusia pasti akan mati.”

Tentang Ibnu Majjah
Penuntut Ilmu, [Insya Allah] bermanhaj Ahlussunnah

2 Responses to Masjid dan Kuburan

  1. mmh gitu yah gak boleh satu pekarangan dngan masjid..
    ustad klo terkait dngan kuburan rasulullah dan para sahabatnya serta keluarganya kan satu pekarangan dengan masjid bukan…bagaimna hukumnya akhi???

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.