Bunuh Diri Adalah Dosa Besar

Nama eBook: Bunuh Diri, Mencelakan Diri Sendiri
Penulis: Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari حفظه الله

الحمد الله وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، أما بعد، أما بعد:

Termasuk dosa besar yang disebutkan oleh para Ulama adalah bunuh diri. Karena perbuatan ini menunjukkan sikap tidak sabar menghadapi ujian, putus asa dan mendahului kehendak syar’iyyah Allah ‘Azza wa Jalla, padahal Allah sangat menyayangi para hambanya, sehingga Dia Subhanahu wa Ta’ala melarang perbuatan bunuh diri.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’/4:29)

Para Ulama Ahli Tafsir menyebutkan 3 kesimpulan terhadap makna ayat Dan janganlah kamu membunuh dirimu yaitu:

  1. Larangan membunuh sesama umat Islam, karena umat Islam itu seperti satu tubuh.
  2. Larangan membunuh diri.
  3. Larangan melanggar larangan Allah ‘Azza wa Jalla, karena berakibat kebinasaan bagi diri sendiri.

Banyak sekali keterangan dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan bahaya bunuh diri dan ancaman bagi pelakunya. Di antaranya:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ فَجَزِعَ فَأَخَذَ سِكِّينًا فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ فَمَا رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: بَادَرَنِي عَبْدِي بِنَفْسِهِ حَرَّمْتُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu ada seorang laki-laki sebelum kamu yang mengalami luka, lalu dia berkeluh kesah, kemudian dia mengambil pisau, lalu dia memotong tangannya. Kemudian darah tidak berhenti mengalir sampai dia mati. Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku mendahului-Ku terhadap dirinya, Aku haramkan surga baginya'”. (HR.Al-Bukhari, no. 3463)

Kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar memberika bimbingan kebaikan kepada kita dan menjaga kita dari keburukan jiwa dan amal kita, sesungguhnya Dia Maha Pemurah dan Maha Mulia, Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Download:
 Download PDF atau Download Word

Waspada Dari Sebuah Dosa

Nama eBook: Waspada Dari Sebuah Dosa
Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi حفظه الله

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:

Dosa dan maksiat pasti membahayakan. Bahayanya bagi hati bagaikan racun bagi tubuh, tidaklah ada di dunia dan akhirat kejelekan dan penyakit melainkan sebabnya adalah dosa dan kemaksiatan, sebab itu kita mesti mengenal dosa dan maksiat supaya dapat menghindarinya…

Adapun pokok (isi) tulisan dalam eBook ini adalah:

Urgensi Pembahasan
Tipu Daya Setan
– Kekafiran
– Kebid’ahan
– Dosa Besar
– Dosa Kecil
Akibat Dari Sebuah Dosa
– Hatinya Tertutup
– Ditimpa Berbagai Musibah
– Mewariskan Kehinaan
– Sebab Kerusakan di Darat dan Laut
– Menghilangkan Nikmat dan Mendatangkan Sengsara
Jangan Meremehkan Dosa

Selamat membaca dan semoga kita termasuk orang-orang yang bertaqwa dengan mengamalkan setiap perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, menjauhi segala dosa baik yang besar maupun yang kecil. Amiin….

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Mengimani Sifat Murka Allah

الحمد لله رب العالمين. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أَمَّا بَعْدُ:

Setiap muslim menginginkan ridho Allah dan terhindar dari murka Allah, karena itu paling tidak 17 kali dalam sehari kita berlindung dari kemurkaan Allah,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. al-Fatihah/1 : 6-7)

Ya… kita semua mesti menghindari kemurkaan Allah Azza wa Jalla agar selamat didunia dan akhirat, Allah menyebutkan hal-hal yang menyebabkan kemurkaan-Nya dibeberapa tempat dalam Al-Qur’an, diantaranya:

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Dan barang siapa membunuh seorang beriman dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan adzab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa/4: 93)

Setelah begitu jelasnya dalil, masih ada diantara manusia yang menolak sifat Murka Allah Subhanahu wa Ta’ala, boleh jadi disebabkan ketidaktahuan dan boleh jadi karena kesalahpahaman, maka simaklah eBook ini sehingga mengurai hal-hal tersebut, insya Allah…

Download:
Download CHM atau Download ZIP atauDownload PDF atau Download Word

Tafsir Surat Al-Muthaffifiin

Nama eBook: Tafsir Surat Al-Muthaffifiin ( Orang-orang yang Curang )
Penulis: Imam Ibnu Katsir asy-Syafi’i رحمه الله

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ. الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ. وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ. أَلا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ. لِيَوْمٍ عَظِيمٍ. يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ. كَلا إِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا سِجِّينٌ. كِتَابٌ مَرْقُومٌ. وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ. الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ. وَمَا يُكَذِّبُ بِهِ إِلا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ. إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ. كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ. كَلا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ. ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُو الْجَحِيمِ. ثُمَّ يُقَالُ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ. كَلا إِنَّ كِتَابَ الأبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا عِلِّيُّونَ. كِتَابٌ مَرْقُومٌ. يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ. إِنَّ الأبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ. عَلَى الأرَائِكِ يَنْظُرُونَ. تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ. يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ. خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ. وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ. عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ. إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ. وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ. وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ. وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلاءِ لَضَالُّونَ. وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ. فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ. عَلَى الأرَائِكِ يَنْظُرُونَ.هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ.

Baca pos ini lebih lanjut

Jauhi 4 Perkara yang Membinasakan

Nama eBook: Jauhi Empat Perkara Agar Tidak Binasa
Penulis: Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari حفظه الله

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيَّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ :فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أما بعد:

Kita harus selalu ingat dan waspada bahwa akhirat itu sangat dekat. Itulah sebabnya berbekal untuk akhirat harus disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda. Allah Azza wa Jalla  berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hasyr/59:18)

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, “Firman Allah Azza wa Jalla (yang artinya), “hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)’ yaitu hendaklah seseorang dari kamu memperhatikan, apa yang telah dia amalkan? Apakah amal shalih yang akan menyelamatkannya? Atau sesuatu (amal buruk) yang akan mencelakakannya?” (Tafsir Zadul Masir, 4/264).

Sesungguhnya banyak sekali amal-amal shalih yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia yang memiliki pahala berlipat ganda. Akan tetapi selain itu, seorang hamba harus menjauhi segala perkara yang akan merusak amalannya. Jika tidak, maka amalannya akan sia-sia, dan dia tidak akan mendapatkan manfaatnya. Di antara perusak amal yang harus di jauhi adalah empat perkara:

  1. Dosa dan Kemaksiatan
  2. Ujub dan Terperdaya dengan Amal-amal shaleh
  3. Mengganggu Hak Orang Lain
  4. Keburukan yang Dosanya Terus Berjalan.

Silahkan menyimak eBook ini lebih lanjut…

Download:
Download CHMatau Download ZIPatau Download PDF atau Download Word

Hukum Pelaku Besar Menurut Imam Syafi’i

Nama eBook: Hukum Pelaku Besar Menurut Imam asy-Syafi’i rahimahullah
Penyusun: Dr. Muhammad bin A.W. Al-‘Aqil حفظه الله

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

Islam adalah umat pertengahan, demikian pula Ahlus Sunnah wal Jama’ah bersikap pertengahan dari orang-orang ahli bid’ah wal hawa, diantaranya adalah  terhadap para pelaku kemaksiatan dari ahli kiblat ini, Ahlus Sunnah wal Jama’ah mempunyai sikap pertengahan antara sikap Khawarij dan Mu’tazilah yang berlebihan, dan sikap kelompok Murjiah yang sangat longgar.

Orang-orang Khawarij mengatakan bahwa orang Islam yang berbuat al-kabiirah (dosa besar) menjadi kafir jika tidak bertaubat dan ia akan kekal di Neraka. Hanya saja, mereka berselisih pendapat tentang jenis kekufuran orang ini. Mu’tazilah mengatakan si pelaku dosa besar akan kekal di Neraka, namun orang seperti ini di dunia berada di antara dua posisi, ia bukan kafir dan bukan Mukmin (manzilah bainal manzilatain).

Sementara itu, Murjiah mempunyai pandangan bahwa orang yang telah mengucapkan Laa ilaaha illallaah adalah Mukmin yang sempurna imannya, dan setiap Mukmin pasti masuk Surga. Sebagian mereka telah melampaui batas dengan mengatakan bahwa dosa tidak mempengaruhi iman, sebagaimana ketaatan itu tidak bermanfa’at jika disertai kekufuran.

Adapun Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan seorang Mukmin tidak menjadikannya keluar dari iman selama tidak menganggap dosa yang dikerjakannya itu boleh atau halal. Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Mukmin yang berbuat suatu dosa besar, jika ia meninggal sebelum bertaubat, maka ia tidak kekal dalam Neraka, sebagaimana disebutkan oleh sebuah hadits. Bahkan, urusannya diserahkan kepada Allah, apakah Allah Azza wa Jalla akan mengampuni atau menyiksanya sesuai dosa yang dikerjakannya. Kemudian, ia dimasukkan ke Surga dengan rahmat-Nya.

Baca pos ini lebih lanjut

Homoseks: Dosa yang Lebih Besar dari Zina

Nama eBook: Homoseks: Dosa yang Lebih Besar dari Zina
Penulis: Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari حفظه الله

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيَّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ :فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أما بعد:

Homoseks dalam bahasa Arab disebut dengan liwath, dinisbatkan kepada kaum Nabi Luth عليه السلام,  karena   mereka   yang   pertama   kali melakukan perbuatan tercela itu.Allah عزّوجلّ berfirman:

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”. (OS. al-A’raf/7:80)

Perbuatan liwath (homoseks) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki dengan cara memasukan dzakar (penis) nya ke dubur laki-laki lain. Perbuatan itu juga disebut dengan sodomi, karena kaum Nabi Luth عليه السلام dahulu tinggal di kota Sadum.

Silahkan menyimak eBook ini lebih lanjut…

Download:
 Download PDF atau Download Word

Menzhalimi Rakyat Adalah Dosa Besar

Nama eBook: Menzhalimi Rakyat Termasuk Dosa Besar
Penulis: Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari حفظه الله

Alhamdulillah, kita memuji Allah ta’ala dan bersyukur kepadanya, kemudian kita sampaikan salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan yang mengikuti mreka dengan baik hingga hari yang dijanjikan, amma ba’du:

Mentaati pemerintah Muslim dalam perkara yang bukan maksiat merupakan kewajiban agama yang telah disepakati oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Bahkan ini merupakan salah satu prinsip Ahlus Sunnah yang menyelisihi para ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu.

Sebaliknya pemerintah yang menjadi pemimpin harus menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, karena di akhirat pasti akan dituntut tanggungg jawab. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Baca pos ini lebih lanjut

Hak-hak Tetangga dan Keutamaanya

Nama eBook: Hak-hak Tetangga dan Keutamaanya dalam Sunnah Nabi yang Shahih

Penulis: Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid al-Atsari حفظه الله

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينامحمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, dan tetangga adalah yang paling sering interaksi dengan kita, karena kita hidup dengan mereka, ‘tetangga‘ memiliki batasan yang luas dari penjelasan ulama dimana yang dinamakan tetangga mulai dari: Istri, 40 rumah dari setiap arah, satu daerah tempat tinggal (desa/kota) dan teman safar juga adalah tetangga.

Sebagai agama yang sempurna maka Islam juga mengatur hubungan bertetangga dengan penjelasan yang sempurna, dalam eBook ini akan dijelaskan 23 hal yang merupakan hak dan kewajiban bertetangga serta motivasi dan ancaman, dilaman muka ini kami sebutkan beberapa hadits, semoga kita mengambil manfaat…

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Baca pos ini lebih lanjut

Puncak KEDUSTAAN

Nama eBook: Puncak KEDUSTAAN
Penulis: Ustadz Aris Munandar حفظه الله

Segala puji bagi Allah عزّوجلّ, selanjutnya shalawat dan salam buat Nabi kita yang mulia Muhammad صلى الله عليه وسلم dan juga buat keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang meneladani mereka dengan baik hingga hari kiamat, Amma ba’du:

Didalam agama dan adat manapun berdusta adalah sesuatu yang disepakati akan tidak bolehnya, apalagi berdusta atas nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagaimana beliau sabdakan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia tinggal di neraka.” (HR Bukhari no.110 dan Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya no.3)

Hadits adalah hadits mutawatir yang diriwayatkan dari puluhan sahabat bahkan Abu Musa al-Madini mengatakan bahwa kurang lebih ada seratus sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم yang meriwayatkan hadits ini.

Hadits ini mengandung ancaman yang besar dan konsekwensi yang dihadapi para pemalsu hadits dan ikut menyebarkannya dan ia mengetahuinya, maka ia telah menyediakan tempatnya sendiri dalam neraka.

Bahkan Imam Abu Muhammad al-Juwaini, ayah Imam Haramain Abul Ma’ali, salah seorang ulama besar Syafi’iyyah, berpendapat kafirnya orang yang secara sengaja berdusta atas nama Nabi صلى الله عليه وسلم.

Semoga dengan membaca eBook ini akan membuat kita ekstra hati-hati bila menyampaikan hadits dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menjawab kerancuan pikiran sebagian kaum.

Download:

Download PDF atau Download Wordmirror Download PDF atau Download Wordmirror-2Download PDF atau Download Word