Ringkasan Tata Cara Wudhu

Download:
Download PDF atau Download PDF atau Download Word

Khutbah Jum’at: Sifat Munafik

Nama eBook: Khutbah Jum’at: Sifat Munafik
Penyusun: Ustadz Abu Kholid al-Atsari

Kita memuji Allah ‘Azza wa Jalla serta bersyukur kepada-Nya, kemudian shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga kiamat nanti.

Sungguh merupakan suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri hari ini, kenyataan pahit telah terpampang jelas di hadapan kita, dimana kemungkaran, kemaksiatan, dan kemunafikan lelah menjamur di tubuh kaum muslimin. Sebagian di antara mereka (kaum muslimin) tidak lagi menghiraukan nasehat serta petuah yang telah diwasiatkan oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya . Sebagiannya lagi nekat menerobos dan menerjang hukum-hukum Alloh ‘Azza wa Jalla hanya dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran manusia.

Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwasanya menerobos dan menerjang hukum-hukum Alloh dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran merupakan tanda-tanda kemunafikan. Allah Subhana wa Ta’ala berfirman:

وَوَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً

Apabila dikatakan kepada mereka : “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. An-Nisaa’/4:61)

Merekalah musuh yang sangat berbahaya, berbaju Islam namun hati-hati mereka menginginkan kehancuran Islam, mereka lebih buruk dari kaum kafir, lebih berbahaya dari kaum kafir dan lebih pengecut dari kaum kafir.

Kita berdo’a dan berlindung kepada Allah yang Maha Kuasa, semoga kita terhindar dari sifat munafik….

Download:
Download PDF mirror Download PDF atau Download DJVU

Tata Cara Haji

Nama Ebook: Tatacara Haji
Penulis : Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-Tuwayjiry

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَـمــــــيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رُسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـــعـــــيْـــنْ، أَمَّ بَعْدُ:

  • Bagi yang berada di kota Makkah dan para penduduk Makkah disunnahkan mandi, membersihkan diri dan memakai minyak wangi. Kemudian berihram haji di hari Tarwiyah sebelum tergelincir matahari (sebelum Zhuhur), yaitu pada hari ke delapan Dzulhijjah,
  • Kemudian, setiap orang yang ingin melaksanakan haji keluar membaca talbiyah menuju Mina sebelum gelincir matahari,
  • Kemudian apabila terbit matahari di hari ke sembilan, yaitu hari Arafah, ia berjalan dari Mina menuju Arafah sambil bertalbiyah dan bertakbir,
  • Apabila tergelincir matahari, ia berangkat ke permulaan Arafah dari arah masjid Arafah. Dan di tempat itu (di lembah Aranah), imam menyampaikan khutbah kepada manusia (jamaah haji), sekarang tempat tersebut termasuk bagian dari masjid,
  • Wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari pada hari ‘Arafah hingga tenggelam matahari, dan terus berlangsung masa wukuf hingga terbit fajar di malam ke sepuluh,
  • Apabila matahari telah tenggelam, ia berangkat dari Arafah menuju Muzdalifah sambil bertalbiyah dalam keadaan tenang,
  • Kemudian ia shalat fajar bersama sunnahnya dalam keadaan gelap setelah masuk waktunya. Apabila telah selesai shalat fajar, ia mendatangi Masy’aril Haram, sekarang menjadi masjid Muzdalifah,
  • Kemudian orang yang berhaji berangkat dengan tenang dari Muzdalifah menuju Mina sebelum terbit matahari,
  • Ia memungut tujuh biji batu dari sisi jumrah, atau dari jalannya menuju tempat melontar jumrah. Ia membaca talbiyah dan bertakbir di perjalannya, dan menghentikan talbiyah apabila sudah melontar jumrah Aqabah dengan 7 buah batu,
  • Kemudian setelah melempar, yang melaksanakan haji tamattu’ dan qiran menyembelih hadyu,
  • Kemudian setelah menyembelih hadyu, ia menggundul atau mencukur rambutnya,
  • Apabila ia telah melakukan yang telah lalu (amalan yang telah disebutkan), bolehlah untuknya semua larangan-larangan ihram kecuali berhubungan dengan istri.
  • Kemudian orang yang berhaji memakai pakaiannya dan memakai miyak wangi, berangkat menuju Makkah di waktu Dhuha, lalu thawaf di Baitullah (thawaf haji), dinamakan pula thawaf ifadhah atau ziarah, dan tidak melakukan ramal padanya,
  • Kemudian ia melakukan sa’i di antara Shafa dan Marwah, jika ia melaksanakan haji tamattu’, inilah yang paling baik,
  • Kemudian ia kembali ke Mina dan shalat Zhuhur di sana. Ia menetap di sana (Mina) pada hari lebaran (hari Ied) yang tersisa dan hari-hari tasyriq serta malam-malamnya. Maka ia menginap (bermalam) di Mina pada malam ke sebelas (11), ke dua belas (12), dan ke tiga belas (13),
  • Pada hari-hari tasyriq ia melempar 3 jamarat,
  • Kemudian setelah selesai melontar jumrah di hari ke tiga belas (13) setelah tergelincir matahari, ia keluar dari Mina,
  • Kemudian ia turun menuju Makkah dan melaksanakan thawaf wada’ jika ia bukan penduduk Makkah.

Demikianlah kami singkat tata cara pelaksanaan haji, tentu masih banyak detail yang tidak disampaikan dilaman muka ini, maka silahkan download dan baca eBook-nya, semoga ibadah haji kaum muslimin diterima Allah Tabaraka wa Ta’ala, amin…

Download:
Download CHM atau Download ZIPatau Download PDF atau Download Word

Sebaik-Baik Manusia

  1. Beriman dan Beramal Shaleh

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. Al-Bayyinah/98: 7)

Pada ayat diatas kita ketahui bahwa sebaik-baik makhluk adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih.[1] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menyebutkan di dalam beberapa hadits tentang ciri manusia atau Mukmin yang terbaik. Di antara hadits-hadits tersebut yang bisa penulis sebutkan pada tulisan ini adalah dengan lafaz-lafaz sebagai berikut:

  1. Ingat Allah bila Melihatnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ خِيَارَ عِنْدَ اللهِ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ الَّذِيْنَ إِذَا رُؤُزا ذُكِرَ اللهُ –تَعَلَى-

Sesungguhnya sebaik-baik hamba di kalangan umat ini adalah yang apabila mereka dilihat maka Allah ‘Azza wa Jalla diingat?[2]

  1. Belajar dan Mengajarkan al-Qur’an

Baca pos ini lebih lanjut

Sifat Wudhu’ Nabi Bergambar

Nama eBook: Sifat Wudhu’ Nabi صلى الله عليه وسلم
Penulis: Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin  رحمه الله

Pengantar:

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد

Bersyukur kami kepada Allah Rabb yang Maha Pengasih, dikesempatan ini atas izin-Nya kami ketengahkan kepada kita semua update eBook Sifat Wudhu’ Nabi صلى الله عليه وسلم karya ulam kita Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrohman al-Jibrin رحمه الله.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda:

لَا تُقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

“Allah tidak akan menerima shalat salah seorang di antara kalian jika dia berhadats sehingga dia berwudhu’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)”

Rasulullah صلى الله عليه وسلم  juga bersabda:

لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ

“Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci ” (HR. Muslim)

Demikianlah pentingnya wudhu’, bila wudhu’ tidak sempurna maka akan membawa efek yang tak baik terhadap sholat kita, karenanya mari kita pelajari dan amalkan eBook yang ringkas lagi bergambar ini…

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download PDF atau Download Word

Dalil AKAL, FITRAH dan IJMA’ Tentang Sifat ‘ULUW Bagi ALLAH

Nama eBook: Dalil Akal, Fitrah dan Ijma’ Tentang Sifat ‘ULUW Bagi ALLAH
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA حفظه الله

Penulis -semoga Allah menjaganya- mengatakan diawal risalah…

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta, shalawat dan salam buat Nabi terakhir yang membawa peringatan bagi seluruh umat manusia, semoga shalawat dan salam juga terlimpahkan buat keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang tetap berpegang teguh dengan petunjuk mereka sampai hari kiamat.

Para pembaca yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini kita akan lanjutkan pembahasan seputar dalil-dalil tentang sifat ‘Uluw bagi Allah (Maha Tinggi dengan Zat-Nya di atas seluruh makhluk).

Bahasan ini akan terbagi pada tiga bagian:

Bagaian Pertama: Dalil Akal (Nalar/Rasio) tentang sifat ‘Uluw bagi Allah.
Bagian Kedua: Dalil Fitrah (Naluri) tentang sifat ‘Uluw bagi Allah.
Bagian Ketiga: Dalil Ijma’ tentang sifat ‘Uluw bagi Allah.

Semoga bermanfaat…

Download:

Download CHM atau Download ZIP atauDownload PDF atau Download Word

Hadits yang Menetapkan Sifat ‘Uluw Bagi Allah

Nama eBook: Sifat al-‘Uluw Bagi Allah (Bag.2)
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA حفظه الله

Pengantar:

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Alloh Yang Mahatinggi di atas segala makhluk-Nya. Kemudian ucapan sholawat dan salam buat nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad yang telah mi’roj (naik) menghadap Alloh dalam rangka menjemput perintah sholat wajib yang lima waktu, amma ba’du:

Penulis -semoga Allah menjaganya- telah menyebutkan dalil-dalil al-Qur’an yang menjadi landasan para ulama ahlus sunnah akan sifat ‘uluw bagi Allah, kemudian dalam eBook ini penulis menyampaikan dalil-dalil dari as-Sunnah (hadits) yang menetapkan sifat al-‘Uluw bagi Allah Tabaraka wa Ta’ala, diantaranya adalah kisah mi’roj nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami kutip perkataan penulis:

Rosululloh صلى الله عليه وسلم mengisahkan tentang perjalanan mi’raj beliau mulia dari langit yang pertama sampai naik ke langit yang ketujuh dan terus naik ke Sidrotul Muntaha, di sana beliau menerima perintah sholat yang lima waktu secara langsung dari Alloh (tanpa melalui Malaikat Jibril).

Ini adalah dalil sangat kuat dan valid yang menyatakan bahwa Alloh berada di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana terdapat dalam penggalan hadits tersebut:

ثُمَّ عَرَجَ بِى حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوًى أَسْمَعُ فِيهِ صَرِيفَ الأَقْلاَمِ, فَفَرَضَ اللَّهُ عَلَى أُمَّتِى خَمْسِينَ صَلاَةً – قَالَ – فَرَجَعْتُ بِذَلِكَ حَتَّى أَمُرَّ بِمُوسَى فَقَالَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ مَاذَا فَرَضَ رَبُّكَ عَلَى أُمَّتِكَ – قَالَ – قُلْتُ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسِينَ صَلاَةً. قَالَ لِى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَرَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ…

Baca pos ini lebih lanjut

Dampak Buruk dan Bahaya Kemunafikan

Nama eBook: Dampak Buruk dan Bahaya Nifak
Penulis: Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani

الحمد لله رب العالمين. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله :وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أَمَّا بَعْدُ:

Penyakit nifak menimbulkan beberapa pengaruh buruk yang sangat berbahaya dan membinasakan untuk pelakunya. Diantaranya adalah:

  1. Nifak akbar menyebabkan rasa takut dalam hati (lihat QS. At-Taubah/9:64)
  2. Nifak akbar mendatangkan laknat Allah عزّوجلّ, (lihat QS. At-Taubah/9:68)
  3. Nifak akbar (besar) menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Karena ia merahasiakan kekufuran namun menampakkan kebaikan, bahkan nifak ini lebih parah daripada kekufuran yang terang-terangan
  4. Nifak akbar tidak diampuni Allah عزّوجلّ bila pelakunya mati dalam keadaan tersebut. Karena ia lebih parah dari kufur yang terang-terangan, yang Allah عزّوجلّ sebutkan dalam firman-Nya dalam QS. An-Nisa’/4:168-169
  5. Nifak akbar menyebabkan pelakunya masuk neraka dan diharamkan atasnya surga, (lihat QS. An-Nisa’/4:140)
  6. Nifak akbar membuat pelakunya kekal di neraka. Ia tidak akan keluar dari neraka selamanya
  7. Nifak akbar menyebabkan Allah عزّوجلّ melupakan sang pelaku
  8. Nifak akbar menggugurkan semua amal kebaikan yang dilakukan pelaku kemunafikan ini
  9. Allah عزّوجلّ  memadamkan cahaya para pelaku nifak akbar pada Hari Kiamat
  10. Nifak akbar menyebabkan pelakunya terhalang dari doa kaum Mukminin dan terhalang dari shalat mereka saat ia mati
  11. Nifak akbar menyebabkan adzab di dunia dan akhirat
  12. Bila seseorang menampakkan nifak akbar, maka ia telah murtad dari Islam, sehingga menjadi halal darah serta hartanya dan berlaku padanya hukum-hukum seorang murtad. Hanya saja, apakah taubatnya diterima oleh hakim ataukah tidak, ini diperselisihkan secara lahiriyahnya. Sebab kaum munafik senantiasa menampakkan Islam; Adapun bila seorang munafik menyembunyikan nifak dan kekufurannya, maka darah dan hartanya tetap terjaga dikarenakan iman yang ia tampakkan. Dan Allah lah yang menangani perkara-perkara yang ada dalam hati seseorang
  13. Nifak akbar, bila seseorang menampakkan kekufurannya, maka ini mengharuskan adanya permusuhan antara pelakunya dengan kaum Mukminin. Maka kaum Mukminin tidak boleh memberikan loyalitas kepadanya, meski ia orang terdekatnya. Adapun bila ia tidak menampakkan kekufurannya, maka ia diperlakukan sesuai keadaan lahiriyahnya. Dan Allah yang menangani perkara hatinya
  14. Nifak ashghar (kecil) adalah nifak terkait amalan. Ia mengurangi dan melemahkan iman. Sehingga pelakunya dalam bahaya, terancam dengan adzab Allah عزّوجلّ
  15. Nifak kecil, pelakunya berada dalam bahaya, karena dikhawatirkan bisa mengantarkannya menuju nifak akbar.

Kita berlindung kepada Allah dari murka-Nya, dan dari semua bentuk nifak, baik yang kecil maupun yang besar. Dan kita memohon kepada Allah keselamatan dan ampunan di dunia dan akhirat.

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download Word atau Download PDF

Tiga Nama dan Sifat Allah yang Maha Indah

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، والصلاة والسلام على إمام المرسلين، نبينامحمد، وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:

Alhamdulillah, dikesempatan yang mulia ini kami ketengahkan Tiga Nama dan Sifat Allah Tabaraka wa Ta’ala yang jarang disampaikan yang kami ambil dari buku karya Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani yaitu Dzul Jalaali wal Ikraam, Jaami’un Naasi liyaumin laa raiba fiih, dan Badii’us Samaawaati wal Ardhi  sebagaimana firman-Nya:

تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْـجَلالِ وَالإكْرَامِ

“Mahaagung nama Rabbmu Yang mempunyai kebesaran dan karunia.” (QS. Ar-Rahmaan/55: 78).

رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُـخْلِفُ الْمِيعَادَ

“Ya, Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji” (QS. Ali ‘Imran/3: 9).

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Allahpencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: ‘Jadilah’. Lalu jadilah ia.” (QS. Al-Baqarah/2: 117).

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download Word atau Download PDF

Nama Allah: At-Tawwaab, Ar-Raqiib dan Asy-Syahiid

Nama eBook: Nama Allah: At-Tawwaab, Ar-Raqiib dan Asy-Syahiid
Penulis: Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani

Pengantar:

الحمد لله رب العالمين. وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله :وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أَمَّا بَعْدُ:

Alhamdulillah, kembali pada kesempatan yang mulia ini kita posting nama-nama Allah yang ‘husna’, yakni nama Allah: At-Tawwaab, Ar-Raqiib, dan Asy-Syahiid  sebagaimana firman-Nya:

أَلَـمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasannya Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?” (QS. At-Taubah/9: 104).

إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

“… Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’/4: 1).

وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“… Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al-Mujaadilah/58: 6).

Download:

Download CHM atau Download ZIP atau Download Word atau Download PDF